Abangku Sayang Yang Banyak Uang

foto Sex mesum Nakal Cewek ABG 13
Cerita Sex Dewasa – Abangku Sayang Yang Banyak Uang – Aku ngontrak rumah dan tinggal sementara 5-6 hari tiap minggu di kota Cirebon tapi tempat kerjaku di dekat kota Indramayu yang berjarak sekitar 44 Km & ku tempuh dengan kendaraan kantor ( tanpa supir ) sekitar 1 jam. Bagi yang tahu daerah ini, pasti akan tahu jalan mana yang ku tempuh. Setiap pagi sekitar jam 06.30 aku sudah meninggalkan rumah melewati route jalan yang sama (jalan yang terdekat) untuk berangkat ke kantor. Pagi hari di daerah ini, seperti biasa terlihat pemandangan anak-anak sekolah entah itu anak PAUD, TK, SD, SLTP, SMK atau SMU, berjajar di beberapa tempat di sepanjang jalan yang ku lalui sambil menunggu angkutan umum yang akan mereka naiki untuk ke sekolah mereka masing-masing. Karena angku tan umum sangat terbatas, biasanya mereka melambai tangannya & mencoba menyetop kendaraan yang lewat untuk mendapatkan tumpangan. Kadang-kadang ada juga kendaraan truk ataupun pick-up yang berhenti & berbaik hati memberikan tumpangan, sedangkan kendaraan lainnya jarang mau berhenti, karena yang melambai-lambaikan tangannya berkelompok & berjumlah puluhan jadi enggan membawanya sebab jumlahnya terlalu banyak.
Suatu hari Senin di bulan Oktober 2014, aku keluar dari rumah agak terlambat yaitu jam 06.45 pagi. ku perhatikan anak sekolah yang biasanya ramai di sepanjang jalan itu mulai agak sepi, mungkin mereka sudah mendapatkan kendaraan ke sekolahnya masing-masing. Saat perjalananku mencapai ujung desa Bedulan ( tempat ini pasti dikenal oleh orang-orang karena sering terjadi tawuran antar desa-desa sampai saat ini ), ku lihat ada seorang anak sekolah perempuan yang melambai-lambaikan tangannya.
Setelah ku lihat di belakangku tidak ada kendaraan lain, aku mengambil kesimpulan jika anak sekolah itu berusaha mendapatkan tumpangan dariku & karena dia seorang diri di sekitar situ maka segera ku hentikan kendaraanku serta ku buka kacanya sambil ku tanyakan, “Mau ke mana dik?”. ku lihat anak sekolah itu agak cemas & segera menjawab pertanyaanku , “Pak boleh saya ikut sampai di SMU”, dari tadi kendaraan umum penuh terus & saya takut terlambat?, dengan wajah yang penuh harap. “Yaa…, OK lah.., naik cepat”, kataku . “Terima kasih pak”, katanya sambil membuka pintu mobilku .
Jarak dari sini sampai di sekolahnya kira-kira 10 Km & selama perjalanan ku selingi dengan pertanyaan ringan, sehingga aku tahu jika dia itu duduk di kelas 3 SMU dan bernama Mawar . Tinggi badannya kira-kira 155 cm, Mawar na kulitnya bisa dibilang agak hitam bersih & tidak cantik tapi manis & menarik untuk dilihat, entah apanya yang menarik, mungkin karena matanya agak sayu.
Tidak terlalu lama, kendaraanku sudah sampai, Mawar segera memberikan aba-aba. ” abang sekolah saya ada di depan itu”, katanya sambil jarinya menunjuk satu arah di kanan jalan. ku hentikan kendaraanku di depan sekolahnya & sambil menyalamiku Mawar mengucapkan terima kasih. Sambil turun dari mobil, Mawar masih sempat bertanya, ” abang …, besok pagi saya boleh ikut lagi.., tidak abang , lumayan abang …, bisa naik mobil bagus ke sekolah & sekalian menghemat ongkos.., boleh yaa.. abang ?”. aku tidak segera menjawab pertanyaan itu, tapi ku pandangi wajahnya, lalu ku jawab, “Boleh boleh saja Mawar ikut abang , tapi jangan bergerombol ikut nya yaa”.
“Eee… tidak deh abang , saya cuma sendiri saja kok selama ini”.
Setiap pagi sewaktu aku mencapai desa itu, Mawar sudah ada di pinggir jalan & melambaikan tangannya untuk menghentikan mobilku . Dalam setiap perjalanan dia makin lama makin banyak bercerita soal keluarganya, kehidupannya di desa, teman-teman sekolahnya & dia juga sudah punya Do’i di sekolahnya. Ketika ku tanya apakah Do’i nya tidak marah jika setiap hari naik mobil orang, Mawar bilang tidak apa-apa tapi tanpa ada penjelasan apapun, sepertinya dia enggan menceritakan lebih jauh soal Do’i nya. Mawar juga cerita bahwa selama ini dia tidak pernah kemana-mana, kecuali pernah dua kali di ajak Do’i nya piknik ke daerah wisata masih di daerah kuningan .
Seminggu kemudian di hari Jum’at, waktu Mawar akan naik di mobilku ku lihat wajahnya sedih & matanya bengkak seperti habis menangis & Mawar duduk tanpa banyak bicara.
Karena penasaran, ku sapa dia, ” Mawar , habis nangis yaa…, kenapa..? coba Mawar ceritakan.., siapa tahu abang bisa membantu”. Mawar tetap membisu & sedikit gelisah. Lama dia diam saja & aku juga tidak mau mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi kemudian dia berkata, ” abang , saya habis dimarahi dengan Bapak & Mamah “, lalu dia diam lagi.
“Kalau Mawar percaya pada abang , tolong coba ceritakan masalahnya apa, siapa tahu abang bisa membantu”, kataku tetapi Mawar saja tetap membisu.
Ketika mobilku sudah mendekati sekolahnya, tiba-tiba Mawar berkata, ” abang …, boleh tidak Mawar minta waktu sedikit buat bicara di sini, mumpung masih belum sampai di sekolah”. Mendengar permintaannya itu, segera saja ku hentikan mobilku di pinggir jalan & kira-kira jaraknya masih 2 Km dari sekolahnya.
“Ada apa Mawar …?”, kataku . Mawar tetap diam & sepertinya ada keraguan untuk memulai berbicara.
“Ayoo…, lah Mawar jangan takut atau ragu…, ada apa sebenarnya”, tanyaku lagi.
“Begini…, abang , kata Mawar “, lalu dia menceritakan bahwa tadi malam dia minta uang kepada orang tuanya untuk membayar uang sekolahnya yang sudah tiga bulan belum dibayar & hari ini adalah hari terakhir dia harus membayar, karena jika tidak dia tidak boleh mengikuti ulangan. Orang tuanya ternyata tidak mempunyai uang sama sekali, padahal uang sekolah yang harus dibayar itu sebesar 80 ribu rupiah. Alasan orang tuanya karena panen padi yang diharapkan telah punah karena hujan yang terus menerus. & katanya lagi orang tuanya menyuruh dia berhenti sekolah karena tidak mampu lagi untuk membayar uang sekolah & mau dikimpoikan dengan tetangganya.
aku tetap diam untuk mendengarkan ceritanya sampai selesai & karena Mawar juga terus diam, lalu ku tanya, “Teruskan ceritamu sampai selesai Mawar “. Dia tidak segera menjawab tapi yang ku lihat airmatanya terlihat menggenang & sambil mengusap air matanya dia berkata, ” abang , sebetulnya masih banyak yang ingin Mawar ceritakan, tapi saya takut nanti abang terlambat ke kantornya & Mawar juga harus ke sekolah, serta lanjutnya lagi…, jika abang ada waktu & tidak keberatan, saya ingin pergi dengan abang supaya saya bisa menceritakan semua masalah pribadi saya”. Setelah diam sejenak, lalu Mawar berkata lagi, ” abang , jika ada & tidak keberatan, saya mau pinjam uang abang 80 ribu untuk membayar uang sekolah & saya janji akan mengembalikan setelah saya dapat dari orang tua saya”.
Mendengar cerita Mawar walaupun belum seluruhnya, hatiku terasa tersayat & segera ku rogoh dompetku & ku ambilkan uang 200 ribu & segera ku berikan padanya.
“Lho abang , kok banyak benar…, saya takut tidak dapat mengembalikannya”, katanya sambil menarik tangannya sebelum uang dari tanganku dipegangnya.
” Mawar .., ambillah…, tidak apa-apa kok, sisanya boleh kamu belikan buku -buku atau apa saja…, saya yakin Mawar membutuhkannya”, & segera ku pegang tangannya sambil meletakkan uang itu ditangannya & sambil ku katakan, ” Mawar .., ini tidak usah kamu beritahukan kepada siapa-siapa, juga jangan kepada orang tuamu…, & Mawar tidak perlu mengembalikannya”.
Belum selesai kata- kataku , tiba-tiba saja dari tempat duduknya dia maju & mencium pipi kiriku sambil berkata, “Terima kasih banyak abang .., abang .. sudah banyak menolong saya”. aku jadi sangat terkesiap & berdebar, bukan karena mendapat ciuman di pipiku , tapi karena tangan kiriku tersentuh buah dadanya yang terasa sangat empuk sehingga tidak terasa penisku menjadi tegang & sementara Mawar masih mencium pipiku , ku gunakan tangan kananku untuk membelai rambutnya & ku cium hidungnya.
“Ayoo…, Mawar …, sudah lama kita di sini, nanti kamu terlambat sekolahnya”.
Mawar tidak menjawab tapi ku lihat dikedua matanya masih tergenang air matanya. Ketika sudah sampai di depan sekolahnya sambil membuka pintu mobil, Mawar berkata, ” abang .., terima kasih yaa.. abang & kapan abang ada waktu untuk mendengar cerita Mawar “.
“Kalau besok gimana..?, kataku .
“Boleh.., abang “, jawabnya cepat.
“Lho…, besok kan masih hari Sabtu & Mawar kan harus sekolah”, jawabku .
“Sekali-kali mbolos kan tidak apa apa abang …, hari Sabtu kan pelajarannya tidak begitu padat & kurang penting”, kata Mawar .
“Oklah…, jika begitu…, Mawar , kita ketemu besok pagi ditempat biasa kamu menunggu”.
Dalam perjalanan ke kantor setelah Mawar turun, masalah Mawar terasa mengganggu pikiranku sehingga tidak terasa aku sudah sampai di kantor. Sebelum pulang kantor, akui zin untuk tidak masuk besok Sabtu pada Bossku dengan alasan akan mengurus persoalan keluarga di kuningan Demikian juga waktu malamnya ku katakan pada istriku jika aku harus ke Jakarta untuk urusan kantor & jika selesainya telat terpaksa harus men Ditha p & pulang pada hari Minggu.
Besok paginya dengan berbekal 1 stel pakaian yang telah disiapkan oleh Istriku , aku berangkat & sampai di tempat yang biasa, ku lihat Mawar tetap memakai baju seragam sekolahnya. Setelah dia naik ke mobil, kembali ku lihat matanya tetap seperti habis menangis.
Lalu ku tanya, ” Mawar …, habis perang lagi yaa?, soal apa lagi?”.
” abang , ceritanya nanti saja deh”, katanya agak malas.
“Kita mau kemana abang ?”, Tanyanya.
“Lho…, terserah Mawar saja.., abang sih ikut saja”.
” abang …, saya kepingin ke tempat yang agak sepi & tidak ada orang lain…, jadi kalau-kalau Mawar nangis, tidak ada yang melihatnya kecuali abang “.
Sambil memutar mobilku kembali ke arah Cirebon, aku berpikir sejenak mau ke tempat mana yang sesuai dengan permintaan Mawar , & segera teringat jika di pinggiran kota Cilacap Cirebon yang ke arah kuningan ada sebuah lapangan Golf & Cottage CPN.
Segera saja ku katakan padanya, ” Mawar … Tempat yang sesuai dengan kein Ditha nmu itu kayaknya agak susah, tapi…, bagaimana jika kita ke CPN saja..?”.
“Dimana itu abang & tempat apaan?”,tanya Mawar .
aku jadi agak susah menjelaskannya, tapi ku jawab saja, “Tempatnya sih tidak jauh yaitu sedikit di luar Cirebon dan…, begini saja deh.., Mawar .., kita ke sana dulu & jika Mawar kurang setuju dengan tempatnya, kita cari tempat lain lagi”.
Setelah sampai di tempat & mendaftar di receptionist serta memesan minuman ringan serta mengambil kunci kamarnya, segera aku kembali ke mobil & ku tanyakan pada Mawar –“gimana Mawar .., kamu mau disini..?, lihat saja tempatnya sepi (maklum saja masih pagi-pagi. Receptionistnya saja seperti terheran-heran, sepertinya berfikir kok ada tamu pagi-pagi sekali & nomor mobilnya bukan dari luar kota).
Setelah mobil ku parkir di depan kamar, sebelum turun ku tanya dia kembali, ” Mawar …, gimana.., mau di sini? atau mau cari tempat lain?”. Mawar tidak segera menjawab pertanyaanku , tapi dia ikut turun dari mobil & mengikutiku ke arah pintu kamar motel. Segera setelah sampai di dalam, dia langsung duduk di tempat tidur sambil memperhatikan seluruh ruangan. Karena ku lihat dia tetap diam saja, aku jadi merasa tidak enak & segera ku dekati dia yang masih tetap duduk di pinggiran tempat tidur & sambil agak berlutut, ku cium keningnya beberapa saat & tiba-tiba saja Mawar memelukku & terdengar tangisan lirih sambil terisak-isak. Sambil masih memelukku , ku angkat berdiri dari duduknya & ku elus-elus rambutnya, sambil ku cium pipinya serta ku katakan, ” Mawar coba tenangkan dirimu & ceritakan semua masalah mu pada abang …, siapa tahu abang bisa membantumu dalam memecahkan masalahmu itu”. Mawar masih saja memelukku tapi senggukan tangisnya mulai mereda. Beberapa saat kemudian ku bimbing dia ke arah tempat tidur & perlahan ku telentangkan Mawar di tempat tidur & kurang kulkan tangan kiriku di bahunya & ku pandangi wajahnya, sambil ku katakan, ” Mawar cobalah ceritakan masalahmu itu & biar abang bisa mengetahui permasalahanmu itu”.
Mawar tetap diam saja & memejamkan matanya, tapi tak lama kemudian, sambil menyeka air matanya dia membuka matanya & memandang ke arahku yang jaraknya antara wajahnya & wajahku sangat dekat sekali.
” abang …”, katanya seperti akan memulai bercerita, tapi lalu dia diam lagi. ” Mawar …”, kataku sambil ku cium pipinya & ku usap-usapkan jari tangan kananku di rambutnya, “cerita lah”.
Lalu Mawar mulai bercerita & dia menceritakan secara panjang lebar soal kehidupan keluarganya yang miskin, dia anak pertama dari 3 bersaudara, tentang Do’i nya di sekolah tapi lain kelas yang sudah 2 tahun Do’i an & sekarang sudah meninggalkan dia karena mendapatkan Do’i baru di kelasnya & dia juga menceritakan jika orang tuanya sudah menjodohkan dengan tetangganya yang sudah punya istri & anak, tapi kaya & rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Mawar & dia harus segera berhenti dari sekolahnya karena akan dikimpoikan pada bulan Maret akan datang. Mawar katanya kepingin sekolah dulu & belum pingin kimpoi, apalagi kimpoi dengan orang yang sudah punya Istri & anak. Mawar punya kein Ditha n mau lari dari rumahnya, tapi tidak tahu mau ke mana. Mawar juga menceritakan bahwa sebetulnya dia masih cinta kepada kawan sekolahnya itu, apalagi dia sudah telanjur pernah tidur bersama sewaktu piknik ke kuningan dulu, walaupun katanya dia tidak yakin jika punya Do’i nya itu sudah masuk ke va Ditha nya apa belum, karena belum apa-apa sudah keluar katanya.
“Jadi…, gimana.., abang .., apa yang harus saya perbuat dengan masalah ini, katanya setelah menyelesaikan ceritanya.
” Mawar “, kataku sambil kembali ku elus-elus rambutnya & ku cium pipinya di dekat bibirnya.
” Mawar …, masalahmu kok begitu rumit, terutama persoalan lamaran tetanggamu itu. Begini saja Mawar …, sebaiknya kamu minta kepada orangtuamu untuk menunda perkimpoian itu sampai kamu selesai sekolah. Bilang saja…, jika ujian SMU -mu hanya tinggal beberapa bulan lagi”.
“Katakan lagi…, sayang jika biaya yang telah dikeluarkan selama hampir tiga tahun di SMU harus hilang percuma tanpa mendapatkan Ijasah. Mawar …, sewaktu kamu mengatakan ini semua, jangan pakai emosi, katakan dengan lemah lembut, mudah-mudahan saja orang tuamu mau mengerti & mengundurkan perjodohanmu dengan tetanggamu itu”.
“Kalau orang tuamu setuju, jadi kamu bisa konsentrasi untuk menyelesaikan sekolahmu & yang lainnya bisa dipikirkan kemudian”.
Setelah selesai memberikan saran ini, lalu kembali ku cium pipinya seraya ku tanya…, ” Mawar …, bagaimana pendapatmu dengan saran abang ini?”.
Seraya saja Mawar bangkit dari tidurnya & memelukku erat-erat sambil menciumi pipiku & berkata, ” abang terima kasih.., atas saran abang ini…, belum terpikir oleh saya sebelumnya hal ini…, abang sangat baik terhadap Mawar entah bagaimana caranya saya membalas kebaikan abang “, & terasa air matanya menetes di pipiku .
Setelah diam sesaat, kembali ku rebahkan badan Mawar telentang & ku lihat dari matanya yang tertutup itu sisa air matanya & segera ku cium kedua matanya & sedikit demi sedikit cimmanku ku turunkan ke hidungnya & terus turun ke pipi kirinya, setelah itu ku geser ciumanku mendekati bibirnya. Karena Mawar masih tetap diam & tidak menolak, keberanianku semakin bertambah & secara perlahan-lahan ku geser ciumanku ke arah bibirnya, & tiba-tiba saja Mawar menerkam & memelukku serta mencari bibirku dengan matanya yang masih tertutup. aku berciuman cukup lama & sesekali lidahku ku julurkan ke dalam mulutnya & Mawar mengisapnya. Sambil tetap berciuman, ku rebahkan badannya lagi & tangan kananku segera ku letakkan tepat di atas buah dadanya yang terasa sangat kenyal & sedikit ku remas. Karena tidak ada reaksi yang berlebihan serta Mawar bukan saja mencium bibirku tapi seluruh wajahku , maka satu persatu kancing baju SMU-nya berhasil ku lepas & ketika ku singkap bajunya, tersembul dua bukit yang halus tertutup ku tang putih tipis & uku rannya tidak terlalu besar.
Ketika ku coba membuka baju sekolahnya dari tangan kanannya, Mawar kelihatannya tetap diam & malah membantu dengan membengkokkan tangannya. Setelah berhasil melepas baju dari tangan kanannya, segera ku cari kaitan ku tang -nya di belakang & dengan mudah ku temukan serta ku lepaskan kaitannya, sementara itu kami masih tetap berciuman, kadang dibibir & sesekali di seluruh wajah bergantian. ku tang -nya pun dengan mudah ku lepas dari tangan kanannya & ketika ku singkap ku tang -nya, tersembul buah dada Mawar yang uku rannya tidak terlalu besar tapi menantang & dengan puting susunya ber Mawar na kecoklatan.
Dan dengan tidak sabar & sambil meremas pelan payudara kanannya, ku turunkan wajahku menyelusuri leher & terus ke bawah & sesampainya di payudaranya, ku jilati payudara Mawar yang menantang itu & sesekali ku hisap puting susunya, sementara Mawar meremas-remas rambutku seraya terdengar suara lirih, “aahh…, aahh…, abang ssshh…, aahh”. aku paling tidak tahan jika mendengar suara lirih seperti ini, serta merta penisku semakin tegang & ku gunakan kesempatan ini sambil tetap menjilati & menghisap payudara Mawar , ku gunakan tangan kananku untuk menelusuri bagian bawah badan Mawar
Ketika sampai di celana dalam nya serta ku elus-elus va Ditha nya, terasa sekali ada bagian celana dalam yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara Mawar , ku gunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping celana dalam -nya untuk mencari bibir va Ditha nya & ketika dapat & ku elus, badan Mawar terasa menggelinjang & membukakan kakinya serta kembali terdengar, “aahh…, ssshh…, ssshh…, aahh”. aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara Mawar mengerang lirih seperti itu. Segera ku lepas tanganku yang ada di va Ditha nya & sekarang ku gunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera ku lepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah ku temukan & ku buka kaitan & ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan Mawar .
Lalu perlahan-lahan ku turunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut Mawar seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah ku turunkan ke arah kakinya & ku perhatikan Mawar mengenakan celana dalam Mawar na merah muda & ku lihat juga va Ditha nya yang menggunung di dalam celana dalam -nya.
Badan Mawar menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut & pada saat ciumanku mencapai celana dalam di atas gunungan va Ditha nya, gelinjang badan Mawar semakin keras & pantatnya seakan diangkat serta tetap ku dengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, “ssshh…, aahh…, ssshht…, abang aahh”. Sambil ku jilati lipatan pahanya, ku turunkan celana dalam -nya perlahan-lahan & setelah setengahnya terbuka, ku perhatikan va Ditha Mawar masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan va Ditha nya & basah.
Setelah berhasil melepas celana dalam -nya dari kedua kaki Mawar yang masih menjulur di lantai, ku posisikan badanku diantara kedua paha Mawar sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan ku julurkan lidahku & ku jilati belahan va Ditha nya yang agak terbuka akibat pahanya ku buka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba Mawar bangun dari tidurnya & berkata, “Jaa…, ngaan…, O abang “, sambil mencoba mengangkat kepal aku dengan kedua tangannya.
Karena takut Mawar akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit & ku peluk Mawar serta berusaha menidurkannya lagi sambil ku cium bibirnya untuk menenangkan dirinya. Mawar tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman & Mawar sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya & lebih agresif menciumi seluruh wajahku . Sementara itu tanganku ku gunakan untuk melepas baju & ku tang Mawar yang sebelah & yang tadi belum sempat ku lepas, Mawar sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah ku lepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju & celan aku sendiri.
Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk celana dalam -ku , lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut Mawar akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan Mawar , sekarang aku naik di atas badan Mawar . Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan Mawar , ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan. Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku & paha Mawar . Karena tidak tahan, segera ku angkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, ku rasakan Mawar malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak ku sia-siakan, segera saja ku taruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu & sekarang terasa penisku berada di atas va Ditha Mawar . Mawar masih memelukkan kedua tangannya di punggungku & meciumi seluruh wajahku .
Sambil masih tetap ku jilat & ciumi seluruh wajahnya, ku turunkan tanganku ke bawah & sedikit ku miringkan badanku , perlahan-lahan ku elus va Ditha Mawar yang menggembung & setelah beberapa saat lalu ku pegang bibir va Ditha nya dengan jariku & ku rasakan kedua tangan Mawar serasa mencekeram di punggungku & ketika jari tengahku ku gunakan untuk mengelus bagian dalam va Ditha nya, terasa va Ditha Mawar sangat basah & ku rasakan badan bawah Mawar bergerak perlahan-lahan sepertinya meng ikut i gerakan jari tanganku yang sedang mengelus & meraba bagian dalam va Ditha nya & sesekali ku permainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga Mawar sering berdesis, “Ssshh…, ssshh…, aahh…, ssshh”, sambil ku rasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku .
Setelah sekian lama ku pernainkan va Ditha nya dengan jariku , kemudian ku lepaskan jariku dari va Ditha Mawar & ku gunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku ku arahkan ke va Ditha Mawar sambil ku gosok-gosokan ke atas & ke bawah sepanjang bagian dalam va Ditha Mawar , serta kembali ku dengar desis suaranya, “ssshh…, ssshh…, abang aahh…, ssshh”, & pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena ku lihat Mawar sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja ku hentikan gerakan tanganku & ku tujukan penisku ke arah bawah bagian va Ditha nya & setelah ku rasa pas, segera ku lepaskan tanganku & ku tekan pelan-pelan penisku k edalam va Ditha Mawar .
ku perhatikan wajah Mawar agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat teling aku , “Aduuuhh…, abang Jangaannn…, sakiiittt…, Asiihh.., t aku uut., abang Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera ku hentikan tusukan penisku & ku elus-elus dahinya sambil ku cium telinganya serta ku bisikan, “Tidak…, apa-apa…, sayaang…, abang …, pelan-pelan saja…, kok”, untuk menenangkan ket aku tan Mawar . Mawar tidak segera menanggapi kata- kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku .
Karena dia diam saja & memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, ku tusukan kembali penisku ke dalam va Ditha nya & terdengar lagi Mawar berkata lirih di dekat teling aku , “Aduuuhh…, sakiiittt…, abang Asihh.., t aku uut”, padahal ku rasakan jika Mawar mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.
Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali ku hentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang va Ditha nya, & kembali ku ciumi bibir & wajahnya serta ku elus-elus rambutnya sambil ku bisiki, ” takut apa sayang..”. Mawar tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, ku teruskan ciumanku di bibirnya & Mawar mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang ku julurkan ke dalam mulutnya & ku rasakan Mawar mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku . aku tetap bersabar menunggu & tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku , ku rasakan kedua tangan Mawar sedikit menekan pantatku , entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke va Ditha nya atau hanya perasaanku saja.
Sementara aku diamkan saja & dengan masih berciuman, ku tunggu reaksi Mawar selanjutnya. Ketika ciumanku ku alihkan ke daerah dekat telinganya, ku lihat Mawar berusaha mengelak mungkin karena kegelian & kembali ku rasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku . Lalu kembali ku lumat bibirnya & perlahan tapi pasti, kembali ku tekan penisku ke dalam liang kew Ani annya, tapi Mawar tidak ku beri kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya ku sumpal dengan mulutku & penisku makin ku tekankan ke dalam va Ditha nya serta ku lihat mata Mawar menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.
Karena penisku belum juga menembus va Ditha nya, lalu sedikit ku angkat pantatku & kembali ku tusukkan ke dalam va Ditha Mawar dan, “Bleeesss”, terasa penisku sepertinya sudah menembus va Ditha Mawar dan, “aahh…, sakiiit…, o abang
Ketika sampai di celana dalam nya serta ku elus-elus va Ditha nya, terasa sekali ada bagian celana dalam yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara Mawar , ku gunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping celana dalam -nya untuk mencari bibir va Ditha nya & ketika dapat & ku elus, badan Mawar terasa menggelinjang & membukakan kakinya serta kembali terdengar, “aahh…, ssshh…, ssshh…, aahh”. aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara Mawar mengerang lirih seperti itu. Segera ku lepas tanganku yang ada di va Ditha nya & sekarang ku gunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera ku lepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah ku temukan & ku buka kaitan & ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan Mawar .
Lalu perlahan-lahan ku turunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut Mawar seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah ku turunkan ke arah kakinya & ku perhatikan Mawar mengenakan celana dalam Mawar na merah muda & ku lihat juga va Ditha nya yang menggunung di dalam celana dalam -nya.
Badan Mawar menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut & pada saat ciumanku mencapai celana dalam di atas gunungan va Ditha nya, gelinjang badan Mawar semakin keras & pantatnya seakan diangkat serta tetap ku dengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, “ssshh…, aahh…, ssshht…, abang aahh”. Sambil ku jilati lipatan pahanya, ku turunkan celana dalam -nya perlahan-lahan & setelah setengahnya terbuka, ku perhatikan va Ditha Mawar masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan va Ditha nya & basah.
Setelah berhasil melepas celana dalam -nya dari kedua kaki Mawar yang masih menjulur di lantai, ku posisikan badanku diantara kedua paha Mawar sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan ku julurkan lidahku & ku jilati belahan va Ditha nya yang agak terbuka akibat pahanya ku buka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba Mawar bangun dari tidurnya & berkata, “Jaa…, ngaan…, O abang “, sambil mencoba mengangkat kepal aku dengan kedua tangannya.
Karena takut Mawar akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit & ku peluk Mawar serta berusaha menidurkannya lagi sambil ku cium bibirnya untuk menenangkan dirinya. Mawar tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman & Mawar sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya & lebih agresif menciumi seluruh wajahku . Sementara itu tanganku ku gunakan untuk melepas baju & ku tang Mawar yang sebelah & yang tadi belum sempat ku lepas, Mawar sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah ku lepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju & celan aku sendiri.
Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk celana dalam -ku , lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut Mawar akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan Mawar , sekarang aku naik di atas badan Mawar . Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan Mawar , ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan. Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku & paha Mawar . Karena tidak tahan, segera ku angkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, ku rasakan Mawar malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak ku sia-siakan, segera saja ku taruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu & sekarang terasa penisku berada di atas va Ditha Mawar . Mawar masih memelukkan kedua tangannya di punggungku & meciumi seluruh wajahku .
Sambil masih tetap ku jilat & ciumi seluruh wajahnya, ku turunkan tanganku ke bawah & sedikit ku miringkan badanku , perlahan-lahan ku elus va Ditha Mawar yang menggembung & setelah beberapa saat lalu ku pegang bibir va Ditha nya dengan jariku & ku rasakan kedua tangan Mawar serasa mencekeram di punggungku & ketika jari tengahku ku gunakan untuk mengelus bagian dalam va Ditha nya, terasa va Ditha Mawar sangat basah & ku rasakan badan bawah Mawar bergerak perlahan-lahan sepertinya meng ikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus & meraba bagian dalam va Ditha nya & sesekali ku permainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga Mawar sering berdesis, “Ssshh…, ssshh…, aahh…, ssshh”, sambil ku rasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku .
Setelah sekian lama ku pernainkan va Ditha nya dengan jariku , kemudian ku lepaskan jariku dari va Ditha Mawar & ku gunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku ku arahkan ke va Ditha Mawar sambil ku gosok-gosokan ke atas & ke bawah sepanjang bagian dalam va Ditha Mawar , serta kembali ku dengar desis suaranya, “ssshh…, ssshh…, abang aahh…, ssshh”, & pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena ku lihat Mawar sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja ku hentikan gerakan tanganku & ku tujukan penisku ke arah bawah bagian va Ditha nya & setelah ku rasa pas, segera ku lepaskan tanganku & ku tekan pelan-pelan penisku kedalam va Ditha Mawar .
ku perhatikan wajah Mawar agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat teling aku , “Aduuuhh…, abang Jangaannn…, sakiiittt…, Asiihh.., taku uut., abang Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera ku hentikan tusukan penisku & ku elus-elus dahinya sambil ku cium telinganya serta ku bisikan, “Tidak…, apa-apa…, sayaang…, abang …, pelan-pelan saja…, kok”, untuk menenangkan ketakutan Mawar . Mawar tidak segera menanggapi kata- kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku .
Karena dia diam saja & memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, ku tusukan kembali penisku ke dalam va Ditha nya & terdengar lagi Mawar berkata lirih di dekat teling aku , “Aduuuhh…, sakiiittt…, abang Astchh.., takuuut”, padahal ku rasakan jika Mawar mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.
Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali ku hentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang va Ditha nya, & kembali ku ciumi bibir & wajahnya serta ku elus-elus rambutnya sambil ku bisiki, ” takut apa sayang..”. Mawar tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, ku teruskan ciumanku di bibirnya & Mawar mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang ku julurkan ke dalam mulutnya & ku rasakan Mawar mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku . aku tetap bersabar menunggu & tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku , ku rasakan kedua tangan Mawar sedikit menekan pantatku , entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke va Ditha nya atau hanya perasaanku saja.
Sementara aku diamkan saja & dengan masih berciuman, ku tunggu reaksi Mawar selanjutnya. Ketika ciumanku ku alihkan ke daerah dekat telinganya, ku lihat Mawar berusaha mengelak mungkin karena kegelian & kembali ku rasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku . Lalu kembali ku lumat bibirnya & perlahan tapi pasti, kembali ku tekan penisku ke dalam liang kewAniannya, tapi Mawar tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya ku sumpal dengan mulutku & penisku makin ku tekankan ke dalam va Ditha nya serta ku lihat mata Mawar menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.
Karena penisku belum juga menembus va Ditha nya, lalu sedikit ku angkat pantatku & kembali ku tusukkan ke dalam va Ditha Mawar dan, “Bleeesss”, terasa penisku sepertinya sudah menembus va Ditha Mawar dan, “aahh…, sakiiit…, o abang ….”, ku dengar suara Mawar sambil seperti menahan rasa sakit & berusaha menarik pantatku. Untuk sementara tidak ku gerakkan pantatku & setelah ku lihat Mawar mulai tenang & kembali mau menciumi wajahku , lalu perlahan-lahan ku tekan penisku yang sudah menembus va Ditha nya supaya masuk lebih dalam lagi
“aahh…, abang …, pelan…, pelaan..”, ku dengar Mawar berkata lirih.
“Iyaa…, sayaang…, abang pelah-pelan”, jawabku serta ku belai rambutnya. Setelah ku diamkan sebentar, lalu ku gerakkan pantatku naik turun sangat pelan agar Mawar tidak merasa kesakitan, & ternyata berhasil, wajah Mawar keperhatikan tidak tegang lagi sehingga pergerakan penisku keluar masuk va Ditha Mawar sedikit ku percepat & belum berapa lama terdengar suara Mawar , ” abang abang aaduuuhh…, abang aahh”, sambil kedua tangannya mencengkeram punggungku dengan kuat & menciumi keseluruhan wajahku dengan sangat bernafsu & badannya berkeringat, lalu Mawar berteriak agak keras, “aahh…, abang aduuuhh..”, lalu Mawar terkapar & terdiam lemas dengan nafas terengah-engah. Rupanya aku yakin jika Mawar sudah mencapai orgasmenya padahal nafsuku baru saja akan naik. Karena ku lihat Mawar sepertinya sedang kelelahan dengan kedua matanya tertutup rapat, jadi timbul rasa kasihanku , lalu sambil ku seka keringat wajahnya ku ciumi pipi & bibirnya dengan lembut, tapi Mawar tidak bereaksi & tanpa ku duga di gigitnya bibirku yang sedang menciumnya seraya berkata lirih, ” abang nakal…, yaa, Mawar baru sekali ini merasakan hal seperti tadi”, sambil mencubit punggungku . aku tidak menjawab komentarnya tapi yang ku perhatikan adalah nafasnya sudah mulai teratur & secara perlahan-lahan aku mulai menggerakkan penisku lagi keluar masuk va Ditha Mawar .
ku perhatikan Mawar mulai terangsang lagi, Mawar mulai menghisap bibirku & mulai mencoba menggerakkan pantatnya pelan-pelan & gerakannya ini membuat penisku seperti di pelintir keenakan. Gerakan penisku keluar masuk semakin ku percepat & demikian juga Mawar mulai makin berani mempercepat gerakan putaran pantatnya, sambil sesekali kedua tangannya yang dipelukkan dipinggangku berusaha menekan sepertinya menyuruhku untuk memasukkan penisku ke dalam va Ditha nya lebih dalam lagi & ku dengar Mawar mulai bersuara lagi…, “aahh…, aahh…, ooohh…, abang m…, aah”, & tidak terasa aku pun mulai berkicau, “aacchh…, aahh…, Siiihh…, enaakk…, teruuus…, Siiih”. Ketika nafsuku sudah mulai memuncak & ku dengar juga nafas Mawar semakin cepat, dengan perlahan-lahan ku peluk badan Mawar & segera ku balik badannya sehingga sekarang Mawar sudah berada di atasku & ku pelukkan kedua tanganku di pantatnya, sedangkan wajah Mawar ditempelkan di wajahku . Dengan sedikit makan tenaga, ku coba menggerakkan pantatku naik turun & setiap kali pantatku naik, ku gunakan kedua tanganku menekan pantat Mawar ke bawah & bisa ku rasakan jika penisku masuk lebih dalam di va Ditha Mawar , sehingga setiap kali ku dengar suaranya sedikit keras, “aahh…, oooh”. & mungkin karena keenakan, sekarang gerakan Mawar malah lebih berani dengan menggerakkan pantatnya naik turun sehingga kedua tanganku tidak perlu menekannya lagi & setiap kali pantatnya menekan ke bawah sehingga penisku serasa masuk semuanya di va Ditha Mawar , ku dengar dia bersuara keenakan, “Aahh…, aah disertai nafasnya yang semakin cepat, demikian juga aku sambil berusaha menahan agar maniku tidak segera keluar.
Gerakan Mawar semakin cepat saja & ku rasakan wajahnya semakin ditekankan ke wajahku sehingga ku dengar nafasnya yang sangat cepat itu di dekat teling aku dan, “Aduuuh…, aahh…, aahh…, abang .., Mawar …, mauuu.., keluaar…, aah”.
“Tungguuu…, Waarrr.., kitaa…, samaa…, samaa., om.., Jugaa.., mauuu…, keluarr”.
“aahh…, aahh…, abang , teriak Mawar sambil mengerakkan pantatnya menggila & aku pun karena sudah tidak tahan menahan maniku dari tadi segera kegerakkan pantatku lebih cepat dan, “Crreeettt…, ccrreeett…, ccccrrreeett…, & “aahh…, siiihh…, abang keluaar”, sambil ku tekan pantat Mawar kuat-kuat. Setelah beristirahat sebentar, ku ajak Mawar ke kamar mandi untuk membersihkan badan & Mawar kembali menjatuhkan badannya di tempat tidur, mungkin masih merasakan kelelahan. Tak terasa jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang & segera saja ku pesan makan siang



Abangku Sayang Yang Banyak Uang
4 Comments for "Abangku Sayang Yang Banyak Uang"

Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino

INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino

INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

Back To Top